Kitab Zakat
1. Tidak ada
kewajiban zakat budak dan kuda bagi seorang muslim
- Hadis riwayat Abu Said
Al-Khudri: ia berkata:
Dari Nabi, beliau bersabda: Tidak
ada zakat pada hasil bumi yang kurang dari lima Wasaq (tiga ratus sha'), tidak
ada zakat pada unta yang kurang dari lima ekor, tidak ada zakat pada perak yang
kurang dari lima uqiyah. (Shahih Muslim No.1625)
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Tidak ada kewajiban zakat budak dan kuda bagi seorang muslim. (Shahih Muslim
No.1631)
2. Tentang
mendahulukan zakat dan keengganan mengeluarkannya
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.,
ia berkata:
Rasulullah saw. mengutus Umar untuk
menarik zakat. Lalu dikatakan bahwa Ibnu Jamil, Khalid bin Walid dan Abbas,
paman Nabi saw. enggan mengeluarkan zakat. Lalu Rasulullah saw. bersabda:
Penolakan Ibnu Jamil tidak lain hanyalah pengingkaran terhadap nikmat, dahulu
ia melarat, lalu Allah menjadikannya kaya. Adapun Khalid, maka kalianlah yang
menganiaya Khalid. Dia telah mewakafkan baju besi dan peralatan perangnya pada
jalan Allah. Sedangkan Abbas, maka zakatnya menjadi tanggunganku begitu pula
zakat semisalnya. Kemudian beliau bersabda: Hai Umar, tidakkah engkau merasa
bahwa paman seseorang itu mewakili ayahnya?. (Shahih Muslim No.1634)
3. Zakat
fitrah wajib atas orang-orang muslim, berupa kurma dan gandum
- Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. mewajibkan
zakat fitrah dari bulan Ramadan kepada manusia, yaitu satu sha` (gantang) kurma
atau satu sha` gandum atas setiap muslim, merdeka atau budak, lelaki maupun
wanita. (Shahih Muslim No.1635)
- Hadis riwayat Abu Said
Al-Khudri ra., ia berkata:
Kami selalu mengeluarkan zakat
fitrah satu sha` makanan atau satu sha` gandum atau satu sha` kurma atau satu
sha` keju atau satu sha` anggur. (Shahih Muslim No.1640)
4. Perintah
mengelurkan zakat fitrah sebelum salat ied
- Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. memerintahkan
agar zakat fitrah diberikan sebelum manusia berangkat untuk salat Ied. (Shahih
Muslim No.1645)
5. Dosa
orang yang enggan membayar zakat
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.,
ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Setiap
pemilik emas atau perak yang tidak mau memenuhi haknya (tidak mau membayar
zakat), pada hari kiamat pasti ia akan diratakan dengan lempengan-lempengan
bagaikan api, lalu lempengan-lempengan itu dipanaskan di neraka Jahanam,
kemudian lambungnya diseterika dengan lempengan itu, juga dahi dan punggungnya.
Setiap kali lempengan itu mendingin, akan dipanaskan kembali. Hal itu terjadi
dalam sehari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun. Hal ini berlangung
terus sampai selesai keputusan untuk tiap hamba. Lalu ditampakkan jalannya, ke
surga atau ke neraka. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan
unta? Rasulullah saw. bersabda: Begitu pula pemilik unta yang tidak mau
memenuhi haknya. Di antara haknya adalah (zakat) susunya pada waktu keluar.
Pada hari kiamat, pasti unta-unta itu dibiarkan di padang terbuka, sebanyak
yang ada, tidak berkurang seekor anak unta pun dari unta-untanya itu. Dengan
tapak kakinya, unta-unta itu akan menginjak-injak pemiliknya dan dengan
mulutnya, mereka menggigit pemilik itu. Setelah unta yang pertama telah
melewatinya, maka unta yang lain kembali kepadanya. Ini terjadi dalam satu hari
yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai selesai keputusan untuk
tiap hamba, ke surga atau ke neraka. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah,
bagaimana dengan sapi dan kambing? Rasulullah saw. bersabda: Demikian juga
pemilik sapi dan kambing yang tidak mau memenuhi hak sapi dan kambing miliknya
itu. Pada hari kiamat, tentu sapi dan kambing itu akan dilepas di suatu padang
yang rata, tidak kurang seekor pun. Sapi-sapi dan kambing-kambing itu tidak ada
yang bengkok, pecah atau hilang tanduknya. Semuanya menanduk orang itu dengan
tanduk-tanduknya dan menginjak-injak dengan tapak-kaki tapak-kakinya. Setiap
lewat yang pertama, maka kembalilah yang lain. Demikian terus-menerus dalam
satu hari yang sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai selesai keputusan
untuk tiap hamba, ke surga atau ke neraka. Ditanyakan: Wahai Rasulullah,
bagaimana dengan kuda? Beliau bersabda: Kuda itu ada tiga macam; menjadi dosa
bagi seseorang, menjadi tameng bagi seseorang dan menjadi ganjaran bagi
seseorang. Adapun kuda yang menjadi dosa bagi seseorang adalah kuda yang diikat
dengan maksud pamer, bermegah-megahan dan memusuhi penduduk Islam, maka kuda
itu bagi pemiliknya merupakan dosa. Adapun yang menjadi tameng bagi seseorang
adalah kuda yang diikat pemiliknya untuk berjuang di jalan Allah, kemudian
pemilik itu tidak melupakan hak Allah yang terdapat pada punggung dan leher
kuda, maka kuda itu menjadi tameng bagi pemiliknya (penghalang dari api
neraka). Adapun kuda yang menjadi ganjaran bagi pemiliknya adalah kuda yang
diikat untuk berjuang di jalan Allah, untuk penduduk Islam pada tanah yang
subur dan taman. Maka sesuatu yang dimakan oleh kuda itu pada tanah subur atau
taman tersebut, pasti dicatat untuk pemiliknya sebagai kebaikan sejumlah yang
telah dimakan oleh kuda dan dicatat pula untuk pemiliknya kebaikan sejumlah kotoran
dan air kencingnya. Bila tali pengikat terputus, lalu kuda itu membedal, lari
sekali atau dua kali, maka Allah akan mencatat untuk pemiliknya kebaikan
sejumlah langkah-langkah dan kotoran-kotorannya. Dan jika pemilik kuda itu
melewatkan kudanya pada sungai, kemudian kuda itu minum dari air sungai
tersebut, padahal ia tidak hendak memberi minum kudanya itu, maka Allah pasti
mencatat untuknya kebaikan sejumlah apa yang telah diminum kudanya. Ditanyakan:
Wahai Rasulullah, bagaimana dengan keledai? Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada
wahyu yang diturunkan kepadaku tentang keledai kecuali satu ayat yang unik dan
menyeluruh ini: Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya
ia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat
dzarrahpun, niscaya ia akan melihat balasannya. (Shahih Muslim No.1647)
6. Hukuman
keras bagi orang yang tidak mau membayar zakat
- Hadis riwayat Abu Zar ra., ia
berkata:
Aku menghampiri Nabi saw. yang
sedang duduk di bawah bayang-bayang Kakbah. Ketika beliau melihatku beliau
bersabda: Mereka benar-benar merugi, demi Tuhan Kakbah! Kemudian aku duduk,
tetapi tidak tenang, maka aku segera bertanya: Wahai Rasulullah, demi ayah dan
ibuku sebagai tebusanmu, siapakah mereka? Rasulullah saw. menjawab: Mereka
adalah orang-orang yang paling banyak harta, kecuali yang berkata begini,
begini dan begini (beliau memberi isyarat ke depan, ke belakang, ke kanan dan
ke kiri). Mereka yang mau berbuat demikian sangat sedikit. Setiap pemilik unta
atau sapi atau kambing yang tidak mau membayar zakatnya, pasti nanti pada hari
kiamat, hewan-hewan itu akan datang dalam keadaan lebih besar dan lebih gemuk
dari sebelumnya, menanduki pemiliknya dengan tanduk-tanduknya dan
menginjak-injak dengan telapak kaki-telapak kakinya. Setiap kali yang lain
telah selesai, datang lagi yang pertama sampai diputuskan di hadapan seluruh
manusia. (Shahih Muslim No.1652)
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Tidak akan
membuat aku senang jika aku mempunyai emas sebesar gunung Uhud, bahkan ditambah
lagi (gunung) kedua dan ketiga, kecuali satu dinar milikku yang aku sisakan
untuk membayar utang tanggunganku. (Shahih Muslim No.1653)
7. Tentang
orang yang menimbun harta dan kecaman keras terhadap mereka
- Hadis riwayat Abu Zar ra.:
Dari Ahnaf bin Qais, ia berkata: Aku
datang ke Madinah. Ketika sampai di suatu halaqah (majlis taklim), di dalamnya
terdapat beberapa pemuka Quraisy, tiba-tiba datang seorang lelaki yang kasar
pakaiannya, kasar badannya dan buruk wajahnya, ia berhenti pada mereka dan
berkata: Kabarkan kepada orang-orang yang menimbun harta (dan tidak mau
mengeluarkan zakat) dengan batu bara yang akan dipanaskan di dalam neraka
Jahanam, lalu diletakkan pada puting buah dada salah seorang di antara mereka
kemudian menembus sampai tulang rawan di ujung kedua bahunya dan diletakkan
pada tulang rawan di ujung kedua bahunya hingga tembus sampai puting buah
dadanya sambil bergetar-getar. Ia (Ahnaf) berkata: Maka mereka semua tertunduk
malu (karena ucapan tersebut). Aku tidak melihat seorang pun di antara mereka
yang memandangnya kembali. Lalu orang itu pergi. Aku mengikutinya sampai ia
berhenti pada sebuah rombongan. Aku berkata: Aku tidak melihat pada mereka,
kecuali ketidaksukaan terhadap apa yang engkau katakan kepada mereka. Orang itu
berkata: Orang-orang itu tidak tahu apa-apa. Dahulu orang yang kucintai, Abul
Qasim (Rasulullah) saw. memanggilku, lalu aku memenuhi panggilannya. Beliau
bertanya: Apakah engkau melihat gunung Uhud? Aku (orang itu) memandang matahari
yang menyengatku, aku menyangka bahwa beliau (Rasulullah saw.) akan mengutusku
untuk suatu keperluan. Aku menjawab: Aku melihatnya. Rasulullah saw. bersabda:
Tidak membuat aku senang seandainya aku mempunyai emas sebesar (gunung Uhud)
itu yang aku belanjakan seluruhnya, kecuali tiga dinar. Kemudian orang-orang
itu mengumpulkan dunia, mereka tidak memikirkan apa-apa. Katanya (Ahnaf): Aku
bertanya: Ada masalah apa antara engkau dengan saudara-saudaramu dari Quraisy?
Kenapa engkau tidak mendatangi dan meminta kepada mereka lalu engkau
mendapatkan bagian dari mereka? Orang itu berkata: Tidak, demi Tuhanmu, aku
tidak akan meminta dunia kepada mereka dan tidak akan meminta fatwa agama
kepada mereka sampai aku bertemu Allah dan Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.1656)
8. Dorongan
membelanjakan harta dan pemberian kabar gembira kepada orang yang membelanjakan
harta dengan gantinya
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Allah
Taala berfirman: Hai anak cucu Adam, berinfaklah kalian, maka Aku akan memberi
ganti kepadamu. Rasulullah saw. bersabda: Anugerah Allah itu penuh dan deras.
Ibnu Numair berkata: (Maksud dari) mal'aan adalah pemberian yang banyak dan
mendatangkan keberkahan, tidak mungkin terkurangi oleh apapun di waktu malam
dan siang. (Shahih Muslim No.1658)
9. Memulai
nafkah pada diri sendiri lalu pada keluarganya kemudian pada kerabat
- Hadis riwayat Jabir ra., ia
berkata:
Seorang dari Bani Udzrah
memerdekakan budaknya dengan syarat kematiannya (misalnya dengan mengatakan:
Engkau merdeka, jika aku meninggal). Hal itu sampai kepada Rasulullah saw. lalu
beliau bertanya: Apakah engkau mempunyai harta lain? Orang itu menjawab: Tidak.
Rasulullah saw. bersabda: Siapakah yang mau membelinya dariku? Nu'aim bin
Abdullah Al-Adawi membelinya dengan harga delapan ratus dirham. Lalu Rasulullah
saw. membawa harga jual budak itu dan membayarkannya kepada orang tersebut
(pemiliknya). Kemudian bersabda: Mulailah untuk dirimu, bersedekahlah untuk
dirimu. Jika masih tersisa, maka berinfaklah kepada keluargamu dan jika masih
tersisa, maka berinfaklah kepada kerabatmu. Bila dari kerabatmu masih tersisa,
maka begini dan begini. Ia (Jabir) menjelaskan: Tetangga depanmu, tetangga
kananmu dan tetangga kirimu. (Shahih Muslim No.1663)
10.
Keutamaan nafkah dan sedekah kepada kaum kerabat, istri, anak-anak dan kedua
orang tua meskipun mereka adalah orang-orang musyrik
- Hadis riwayat Anas bin Malik
ra., ia berkata:
Abu Thalhah adalah seorang sahabat
Ansar yang paling banyak harta di Madinah. Dan harta yang paling ia sukai
adalah kebun Bairaha. Kebun itu menghadap ke mesjid Nabawi. Rasulullah saw.
biasa masuk ke kebun itu untuk minum airnya yang tawar. Anas berkata: Ketika
turun ayat ini: Sekali-kali kalian tidak sampai kepada kebaikan (yang sempurna)
sebelum kalian menafkahkan sebagian harta yang kalian cintai. Abu Thalhah
datang kepada Rasulullah saw. dan berkata: Allah telah berfirman dalam
kitab-Nya: Sekali-kali kalian tidak sampai kepada kebaikan (yang sempurna)
sebelum kalian menafkahkan sebagian harta yang kalian cintai, sedangkan harta
yang paling aku cintai adalah kebun Bairaha, maka kebun itu aku sedekahkan
karena Allah. Aku mengharapkan kebaikan dan simpanannya (pahalanya di akhirat)
di sisi Allah. Oleh sebab itu, pergunakanlah kebun itu, wahai Rasulullah,
sekehendakmu. Rasulullah saw. bersabda: Bagus! Itu adalah harta yang
menguntungkan, itu adalah harta yang menguntungkan. Aku telah mendengar apa
yang engkau katakan mengenai kebun itu. Dan aku berpendapat, hendaknya kebun
itu engkau berikan kepada kaum kerabatmu. Lalu Abu Thalhah membagi-bagi kebun
itu dan memberikannya kepada kaum kerabat dan anak-anak pamannya. (Shahih
Muslim No.1664)
- Hadis riwayat Maimunah binti
Harits ra.:
Bahwa ia memerdekakan seorang budak
pada zaman Rasulullah saw. Ketika hal itu ia tuturkan kepada Rasulullah saw,
beliau bersabda: Seandainya budak itu engkau berikan kepada bibi-bibimu, tentu
lebih besar lagi pahalamu. (Shahih Muslim No.1666)
- Hadis riwayat Zainab ra., ia
berkata:
Rasulullah saw. bersabda:
Bersedekahlah kalian, wahai kaum wanita, meskipun dari perhiasan kalian!
Kemudian aku (Zainab) kembali kepada Abdullah, dan berkata: Engkau adalah
seorang lelaki yang tidak banyak harta, sedangkan Rasulullah saw. telah
memerintahkan kita untuk bersedekah, maka datanglah kepada beliau untuk
menanyakan apakah cukup sedekahku aku berikan kepadamu. Jika tidak, aku akan
berikan kepada selain engkau. Abdullah berkata: Engkau sajalah yang datang
menemui beliau. Lalu berangkat, ternyata di depan pintu rumah Rasulullah saw.
sudah ada seorang wanita Ansar yang sama keperluannya dengan keperluanku. Pada
saat itu Rasulullah saw. sedang merasa segan, lalu Bilal keluar menemui kami.
Kami berkata kepadanya: Temuilah Rasulullah saw. beritahukan kepada beliau
bahwa ada dua orang wanita di depan pintu yang ingin bertanya: Apakah cukup
sedekah keduanya diberikan kepada suami mereka dan kepada anak-anak yatim yang
berada dalam tanggungan mereka? Tapi jangan katakan siapa kami. Lalu Bilal
masuk menemui Rasulullah saw. dan bertanya kepada beliau. Rasulullah saw.
bertanya: Siapakah mereka berdua? Bilal menjawab: Seorang wanita Ansar dan
Zainab. Rasulullah saw. bertanya: Zainab yang mana? Bilal menjawab: Istri
Abdullah. Rasulullah saw. bersabda kepada Bilal: Mereka berdua mendapatkan dua
pahala, pahala kerabat dan pahala sedekah. (Shahih Muslim No.1667)
- Hadis riwayat Ummu Salamah ra.,
ia berkata:
Aku pernah bertanya kepada
Rasulullah saw.: Wahai Rasulullah, Apakah aku mendapatkan pahala bila aku
memberi nafkah kepada anak-anak Abu Salamah, aku tidak dapat membiarkan mereka
ke sana ke mari (mencari rezeki), bagaimanapun mereka juga anak-anakku.
Rasulullah saw. bersabda: Ya, engkau mendapatkan pahala apa yang engkau
nafkahkan kepada mereka. (Shahih Muslim No.1668)
- Hadis riwayat Abu Masud
Al-Badri ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda:
Sesungguhnya seorang muslim, jika memberikan nafkah kepada keluarganya dan ia
mengharap pahala darinya, maka nafkahnya itu menjadi sedekah baginya. (Shahih
Muslim No.1669)
- Hadis riwayat Asma ra., ia
berkata:
Aku bertanya kepada Rasulullah saw.:
Wahai Rasulullah, ibuku (seorang musyrik) datang kepadaku mengharap bakti
dariku. Apakah aku harus berbakti kepadanya? Rasulullah saw. bersabda: Ya.
(Shahih Muslim No.1670)
11. Pahala
sedekah sampai untuk mayit
- Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa seorang lelaki datang kepada
Nabi saw. dan berkata: Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dunia mendadak dan
tidak sempat berwasiat. Tetapi aku menduga seandainya ia dapat berbicara, tentu
ia akan bersedekah. Apakah ia mendapat pahala jika aku bersedekah untuknya?
Rasulullah saw. bersabda: Ya. (Shahih Muslim No.1672)
12.
Menerangkan bahwa sebutan sedekah juga dapat diterapkan pada setiap macam
kebaikan
- Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda:
Setiap muslim wajib bersedekah. Ditanyakan: Apa pendapatmu jika ia tidak mempunyai
sesuatu (untuk bersedekah)? Rasulullah saw. bersabda: Dia bekerja dengan kedua
tangannya, sehingga ia dapat memberi manfaat dirinya dan bersedekah. Ditanyakan
pula: Apa pendapatmu, jika ia tidak mampu? Rasulullah saw. bersabda: Dia dapat
membantu orang dalam keperluan mendesak. Ditanyakan lagi: Apa pendapatmu, bila
tidak mampu? Rasulullah saw. bersabda: Dia dapat memerintahkan kebaikan. Masih
ditanyakan lagi: Apa pendapatmu jika ia tidak melakukannya? Rasulullah saw.
bersabda: Dia dapat menahan diri dari berbuat kejahatan, karena itu adalah
sedekah. (Shahih Muslim No.1676)
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.,
ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Setiap
ruas tulang manusia wajib bersedekah setiap hari, di mana matahari terbit.
Selanjutnya beliau bersabda: Berlaku adil antara dua orang adalah sedekah,
membantu seseorang (yang kesulitan menaikkan barang) pada hewan tunggangannya,
lalu ia membantu menaikkannya ke atas punggung hewan tunggangannya atau
mengangkatkan barang-barangnya adalah sedekah. Rasulullah saw. juga bersabda:
Perkataan yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang dikerahkan menuju salat
adalah sedekah dan menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah. (Shahih Muslim
No.1677)
13. Tentang
orang yang berinfak dan orang yang enggan berinfak
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.,
ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Setiap
hari, di mana para hamba memasuki waktu pagi, pasti ada dua malaikat yang
turun. Satu di antara keduanya berdoa: "Ya Allah, berikanlah ganti kepada
orang yang berinfak", dan yang satu lagi berdoa: "Ya Allah,
berikanlah kemusnahan (kerugian) kepada orang yang enggan berinfak".
(Shahih Muslim No.1678)
14. Ajakan
bersedekah sebelum datang masa di mana ia tidak menemukan orang yang
menerimanya (akhir zaman)
- Hadis riwayat Haritsah bin Wahab
ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda: Bersedekahlah kalian, karena hampir saja seseorang berjalan membawa
sedekahnya, lalu orang yang hendak diberi sedekah berkata: Seandainya engkau
memberikan kepadaku kemarin, tentu aku menerimanya. Sekarang aku tidak lagi
memerlukannya. Orang itu tidak menemukan orang yang mau menerima sedekahnya.
(Shahih Muslim No.1679)
- Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda:
Pasti akan datang kepada manusia suatu zaman, di mana seseorang berkeliling
membawa sedekah emas, lalu ia tidak menemukan seorang pun yang mau
mengambilnya. Dan terlihat seseorang diikuti oleh empat puluh orang wanita yang
berlindung kepadanya karena sedikitnya kaum lelaki dan banyaknya kaum wanita.
(Shahih Muslim No.1680)
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Tidak akan terjadi hari kiamat sebelum harta menjadi banyak dan melimpah,
sampai-sampai seseorang yang hendak mengeluarkan zakat hartanya tidak mendapati
orang yang mau menerimanya dan sampai tanah Arab kembali menjadi padang gembala
dan sungai-sungai. (Shahih Muslim No.1681)
15.
Penerimaan sedekah adalah dari hasil usaha yang baik dan pengembangan yang baik
pula
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.,
ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidaklah
seorang yang bersedekah dengan harta yang baik, Allah tidak menerima kecuali
yang baik, kecuali (Allah) Yang Maha Pengasih akan menerima sedekah itu dengan
tangan kanan-Nya. Jika sedekah itu berupa sebuah kurma, maka di tangan Allah
yang Maha Pengasih, sedekah itu akan bertambah sampai menjadi lebih besar dari
gunung, sebagaimana seseorang di antara kalian membesarkan anak kudanya atau
anak untanya. (Shahih Muslim No.1684)
16. Sunat
bersedekah walau hanya separoh kurma atau perkataan yang baik dan sedekah
merupakan tabir dari api neraka
- Hadis riwayat Adi bin Hatim
ra., ia berkata:
Aku mendengar Nabi saw. bersabda:
Barang siapa di antara kalian mampu berlindung dari neraka walau hanya dengan
separoh kurma, maka hendaklah ia melakukannya (bersedekah). (Shahih Muslim
No.1687)
17. Kuli
angkut mendapat pahala dari upah yang disedekahkan dan larangan keras menolak
merendahkan orang yang bersedekah sedikit
- Hadis riwayat Abu Masud ra., ia
berkata:
Ketika kami diperintahkan untuk
bersedekah, kami menjadi kuli angkut (dan kami bersedekah dari upah pekerjaan
itu). Abu Aqil bersedekah dengan setengah sha`. Seseorang membawa sedekah
sedikit lebih banyak darinya. Orang-orang munafik berkata: Sesungguhnya Allah
tidak butuh sedekah orang ini, orang ini melakukan hal itu hanya untuk pamer.
Lalu turunlah ayat: yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang
memberi sedekah dengan sukarela dan mencela orang-orang yang tidak mendapatkan
"sesuatu untuk disedekahkan" selain sekedar jerih payahnya. (Shahih
Muslim No.1692)
18.
Keutamaan meminjamkan unta perah
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Ingatlah,
bahwa seseorang yang memberikan unta perah kepada anggota keluarganya, yang
dapat menghasilkan sepanci besar susu setiap keluar di pagi dan sore, maka
pahalanya sungguh sangat besar. (Shahih Muslim No.1693)
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau melarang
beberapa hal lalu menyebutkan beberapa perangai dan bersabda: Barang siapa
memberi pinjaman unta, maka unta itu memasuki waktu pagi dengan sedekah dan
memasuki waktu sore dengan sedekah, yakni susunya di pagi hari dan di sore hari
itu. (Shahih Muslim No.1694)
19.
Perumpamaan orang yang berinfak dan orang kikir
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Perumpamaan
orang yang berinfak dan orang yang bersedekah adalah seperti seorang lelaki
yang mengenakan dua jubah atau dua baju besi mulai dadanya sampai ke atas.
Apabila orang yang berinfak hendak berinfak, (dalam riwayat lain) Apabila orang
yang bersedekah hendak bersedekah, maka baju itu menjadi longgar padanya. Dan
kalau orang bakhil hendak berinfak, maka baju itu menjadi sesak dan terasa
kecil, sehingga dapat menutupi jari-jarinya dan menghapus jejaknya. Lalu ia
berkata: Kata Abu Hurairah ra.: Kemudian beliau bersabda: Orang yang bakhil
ingin melonggarkan pakaiannya, tetapi tidak longgar. (Shahih Muslim No.1695)
20. Pahala
orang yang bersedekah tetap, meskipun sedekahnya jatuh ke tangan orang yang tak
berhak
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda:
Seorang lelaki berkata: Sungguh aku akan mengeluarkan sedekah pada malam ini.
Lalu ia keluar membawa sedekahnya dan jatuh ke tangan seorang wanita pezina.
Pada pagi harinya, orang banyak membicarakan: Tadi malam, seorang wanita pezina
mendapatkan sedekah. Lelaki itu mengucap: Ya Allah, hanya bagi-Mu segala puji,
(sedekahku jatuh pada wanita pezina). Aku akan bersedekah lagi. Dia keluar
membawa sedekahnya dan jatuh ke tangan orang kaya. Pada pagi harinya, orang
banyak membicarakan: Sedekah diberikan kepada orang kaya. Orang itu mengucap:
Ya Allah, hanya bagi-Mu segala puji, (sedekahku jatuh pada orang kaya). Aku
akan bersedekah lagi. Kemudian ia keluar membawa sedekah dan jatuh ke tangan
pencuri. Pada pagi harinya, orang banyak membicarakan: Sedekah diberikan kepada
pencuri. Orang itu mengucap: Ya Allah, hanya bagi-Mu segala puji, sedekahku
ternyata jatuh pada wanita pezina, pada orang kaya dan pada pencuri. Lalu ia
didatangi (malaikat) dan dikatakan kepadanya: Sedekahmu benar-benar telah
diterima. Boleh jadi wanita pezina itu akan menghentikan perbuatan zinanya,
karena sedekahmu, orang kaya dapat mengambil pelajaran dan mau memberikan
sebagian apa yang telah diberikan Allah kepadanya. Dan mungkin saja si pencuri
menghentikan perbuatan mencurinya, karena sedekahmu. (Shahih Muslim No.1698)
21. Pahala
bendahara yang tepercaya dan wanita yang bersedekah dari rumah suaminya sesuatu
yang belum rusak, baik dengan izin yang jelas maupun secara adat
- Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda:
Sesungguhnya bendahara muslim lagi tepercaya adalah yang melaksanakan
(kemungkinan juga beliau bersabda: memberikan) apa yang diperintahkan. Kemudian
ia memberikannya sempurna dan banyak dengan jiwa yang baik, lalu ia
menyerahkannya kepada orang yang diperintahkan salah seorang yang bersedekah
untuk diberikan sedekah. (Shahih Muslim No.1699)
- Hadis riwayat Aisyah ra., ia
berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila
seorang wanita berinfak dari makanan rumahnya yang tidak rusak, maka ia mendapat
pahala dari apa yang telah ia infakkan dan suaminya mendapatkan pahala dengan
apa yang telah diusahakan. Demikian pula, bendahara (mendapat pahala) seperti
pahala orang yang bersedekah, sebagian mereka tidak mengurangi sedikit pun
pahala sebagian yang lain. (Shahih Muslim No.1700)
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.,
ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Wanita
yang suaminya ada, tidak boleh berpuasa kecuali dengan izinnya dan tidak boleh
mengizinkan orang lain masuk rumah suaminya, saat suaminya ada kecuali dengan
izinnya. Dan apapun yang ia infakkan dari hasil kerja suaminya tanpa perintah
suaminya, maka separoh pahalanya adalah milik suaminya. (Shahih Muslim No.1704)
22. Orang
yang mengumpulkan sedekah dan amal-amal kebaikan
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Barang siapa berinfak dengan sepasang (kuda, unta dan sebagainya) di jalan
Allah, maka di surga ia dipanggil: Wahai hamba Allah, pintu ini adalah lebih
baik. Barang siapa termasuk ahli salat, maka ia dipanggil dari pintu salat.
Barang siapa termasuk ahli jihad, maka ia dipanggil dari pintu jihad. Barang
siapa termasuk ahli sedekah, maka ia dipanggil dari pintu sedekah. Dan barang
siapa termasuk ahli puasa, maka ia dipanggil dari pintu Rayyan. Abu Bakar Sidik
bertanya: Wahai Rasulullah, apakah setiap orang pasti dipanggil dari
pintu-pintu tersebut. Apakah mungkin seseorang dipanggil dari semua pintu?
Rasulullah saw. bersabda: Ya, dan aku berharap engkau termasuk di antara mereka
(yang dipanggil dari semua pintu). (Shahih Muslim No.1705)
23. Anjuran
berinfak dan makruh menghitung-hitungnya
- Hadis riwayat Asma binti Abu
Bakar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda kepadaku:
Berinfaklah atau memberilah dan jangan menghitung-hitung, karena Allah akan
memperhitungkannya untukmu. (Shahih Muslim No.1708)
24. Anjuran
bersedekah walau sedikit dan jangan enggan bersedekah karena meremehkan yang
sedikit
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah
bersabda: Wahai para wanita muslimah, jangan sekali-kali seseorang meremehkan
pemberian tetangganya, meskipun hanya berupa teracak (kuku) kambing. (Shahih
Muslim No.1711)
25.
Keutamaan merahasiakan sedekah
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Ada
tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari
yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil, pemuda
yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang
hatinya bergantung kepada mesjid (selalu melakukan salat jamaah di dalamnya),
dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah
karena Allah, seorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk
berzina), tapi ia mengatakan: Aku takut kepada Allah, seseorang yang memberikan
sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kanannya tidak tahu apa yang
dikeluarkan tangan kirinya dan seseorang yang berzikir (mengingat) Allah dalam
kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya. (Shahih Muslim
No.1712)
26.
Menerangkan bahwa sedekah yang paling utama ialah sedekah orang yang sehat yang
kikir
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.,
ia berkata:
Seorang lelaki datang kepada
Rasulullah saw. lalu berkata: Wahai Rasulullah, sedekah manakah yang paling
agung? Rasulullah saw. bersabda: Engkau bersedekah ketika engkau engkau sehat
lagi kikir dan sangat memerlukan, engkau takut miskin dan sangat ingin menjadi
kaya. Jangan engkau tunda-tunda sampai nyawa sudah sampai di kerongkongan, baru
engkau berpesan: Berikan kepada si fulan sekian dan untuk si fulan sekian.
Ingatlah, memang pemberian itu hak si fulan. (Shahih Muslim No.1713)
27.
Menerangkan bahwa tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah dan
tangan yang di atas adalah yang memberi dan tangan yang di bawah adalah yang
menerima
- Hadis riwayat Abdullah bin Umar
ra.:
Bahwa Rasulullah saw. ketika berada
di atas mimbar, beliau menuturkan tentang sedekah dan menjaga diri dari
meminta. Beliau bersabda: Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di
bawah. Tangan yang di atas adalah yang memberi dan yang di bawah adalah yang
meminta. (Shahih Muslim No.1715)
- Hadis riwayat Hakim bin Hizam
ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Sedekah yang paling utama atau sedekah yang paling baik adalah sedekah dari
harta yang cukup. Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah.
Mulailah dari orang yang engkau tanggung (nafkahnya). (Shahih Muslim No.1716)
28. Larangan
meminta
- Hadis riwayat Muawiyah ra., ia
berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda: Sesungguhnya aku ini hanyalah bendaharawan, maka barang siapa aku
berikan dan kebaikan hatiku, maka ia mendapat keberkahan dan barang siapa yang
aku berikan karena ia meminta, maka ia seperti orang yang makan dan tidak akan
kenyang. (Shahih Muslim No.1719)
29. Orang
miskin adalah orang yang tidak berkecukupan dan tidak diketahui, lalu ia diberi
sedekah
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Orang miskin itu bukanlah orang yang berkeliling meminta-minta kepada manusia,
lalu ia diberikan sesuap, dua suap, sebuah dan dua buah kurma. Para sahabat
bertanya: Kalau begitu, siapakah orang miskin itu, wahai Rasulullah? Rasulullah
saw. bersabda: Orang yang tidak menemukan harta yang mencukupinya tapi
orang-orang tidak tahu (karena kesabarannya, ia menyembunyikan keadaannya dan
tidak meminta-minta kepada orang lain), lalu diberi sedekah tanpa meminta
sesuatu pun kepada manusia. (Shahih Muslim No.1722)
30. Tidak
disukai meminta kepada orang lain
- Hadis riwayat Abdullah bin Umar
ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Masih saja
seorang engkau meminta-minta hingga ia bertemu Allah dengan wajah tidak
berdaging (karena hinanya). (Shahih Muslim No.1724)
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.,
ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda: Sungguh, jika salah seorang di antara kalian berangkat pagi untuk
mencari kayu yang ia panggul di atas punggungnya, lalu ia menyedekahkannya dan
tidak memerlukan pemberian manusia, maka itu adalah lebih baik daripada ia
meminta kepada seseorang, baik orang lain itu memberinya ataupun tidak. Karena,
tangan yang di atas (yang memberi) lebih utama dari tangan yang di bawah (yang
menerima). Dan mulailah dengan orang yang engkau tanggung. (Shahih Muslim
No.1727)
31. Orang
yang diberi tanpa meminta boleh mengambil secukupnya, tanpa berlebihan
- Hadis
riwayat Umar bin Khathab ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah memberiku
suatu pemberian, lalu aku berkata: Berikanlah saja kepada orang yang lebih
memerlukannya dariku. Pada lain kali beliau memberiku uang, aku berkata:
Berikanlah kepada orang yang lebih memerlukannya dariku. Lalu Rasulullah saw.
bersabda: Ambillah! Apapun harta yang datang kepadamu, sedangkan engkau tidak
tamak dan tidak meminta, maka ambillah dan apa yang datang kepadamu, maka
janganlah engkau jiwamu mengikutinya. (Shahih Muslim No.1731)
32. Tidak
disukai loba kepada harta dunia
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Hati orang
tua menjadi muda karena mencintai dua hal; suka dengan kehidupan dan harta.
(Shahih Muslim No.1734)
- Hadis riwayat Anas bin Malik
ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersada: Anak cucu
Adam menjadi semakin tua, kecuali pada dua hal yang membuatnya menjadi muda,
yaitu loba terhadap harta dan loba terhadap umur. (Shahih Muslim No.1736)
33.
Seandainya anak cucu Adam mempunyai dua lembah harta, tentu ia masih
menginginkan yang ketiga
- Hadis riwayat Anas bin Malik
ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seandainya
anak cucu Adam mempunyai dua lembah harta, tentu ia masih menginginkan yang
ketiga. Padahal yang memenuhi perut anak cucu Adam hanyalah tanah. Dan Allah
menerima tobat orang yang mau bertobat. (Shahih Muslim No.1737)
- Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.,
ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda: Seandainya anak cucu Adam mempunyai harta sepenuh lembah, tentu ia
masih ingin memiliki yang ketiga. Padahal yang mengisi perut anak cucu Adam itu
hanyalah tanah. Dan Allah selalu menerima tobat orang-orang yang mau bertobat.
(Shahih Muslim No.1739)
34. Kaya itu
bukanlah karena banyak harta
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.,
ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Kaya itu bukanlah
lantaran banyak harta. Tetapi, kaya itu adalah kaya hati. (Shahih Muslim
No.1741)
35.
Kekhawatiran terhadap keindahan dunia
- Hadis riwayat Abu Said
Al-Khudri ra., ia berkata:
Rasulullah saw. berdiri berkhutbah
kepada kaum muslimin. Beliau bersabda: Tidak, demi Allah, aku tidak khawatir
atas kalian, wahai manusia, kecuali terhadap keindahan dunia yang dikeluarkan
Allah untuk kalian. Seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kebaikan dapat
mendatangkan keburukan? Rasulullah, saw. diam sejenak, kemudian beliau
bersabda: Apa yang engkau tanyakan? Aku mengulangi pertanyaan: Wahai
Rasulullah, apakah kebaikan itu dapat mendatangkan keburukan? Rasulullah saw.
menjawab: Kebaikan (yang hakiki) itu hanya akan mendatangkan kebaikan. Apakah
dapat dikatakan kebaikan, yang engkau dapat dari keindahan dunia itu? Setiap
yang tumbuh pada musim semi itu dapat membunuh karena kekenyangan atau nyaris
membunuh, kecuali ternak yang makan. Ternak itu makan, sampai ketika kedua
lambungnya telah penuh, ia menghadap ke arah matahari untuk membuang kotoran
encer atau kencing, kemudian memamah dan kembali makan. Barang siapa mengambil
harta sesuai dengan haknya, maka ia diberkati dalam harta itu. Dan barang siapa
mengambil harta tidak menurut haknya, maka ia seperti orang yang makan tapi
tidak pernah kenyang. (Shahih Muslim No.1742)
36.
Keutamaan sifat iffah dan sabar
- Hadis riwayat Abu Said
Al-Khudri ra.:
Bahwa sebagian orang Ansar meminta
kepada Rasulullah saw., maka beliau memberi mereka. Kemudian mereka meminta
lagi, beliau pun memberi mereka, sampai ketika telah habis sesuatu yang ada
pada beliau, beliau bersabda: Apapun kebaikan yang ada padaku, maka aku tidak
akan menyembunyikannya dari kalian. Barang siapa menjaga kehormatan diri, maka
Allah akan menjaga kehormatan dirinya. Barang siapa yang merasa cukup, maka
Allah akan mencukupinya. Barang siapa yang bersabar, maka Allah akan membuatnya
sabar. Seseorang tidak diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas
daripada kesabaran. (Shahih Muslim No.1745)
37. Tentang
merasa cukup dan menerima apa adanya
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.,
ia berkata:
Rasulullah saw. berdoa: "Ya
Allah jadikan rezeki keluarga Muhammad cukup untuk satu hari saja".
(Shahih Muslim No.1747)
38. Memberi
orang yang meminta dengan kata-kata kotor dan kasar
- Hadis riwayat Anas bin Malik
ra., ia berkata:
Aku pernah berjalan bersama
Rasulullah saw. Beliau mengenakan selendang dari Najran yang kasar pinggirnya.
Tiba-tiba seorang badui berpapasan dengan beliau, lalu menarik selendang beliau
dengan kuat. Ketika aku memandang ke sisi leher Rasulullah saw. ternyata
pinggiran selendang telah membekas di sana, karena kuatnya tarikan. Orang itu
kemudian berkata: Hai Muhammad, berikan aku sebagian dari harta Allah yang ada
padamu. Rasulullah saw. berpaling kepadanya, lalu tertawa dan memberikan suatu
pemberian kepadanya. (Shahih Muslim No.1749)
- Hadis riwayat Miswar bin
Makhramah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. membagi-bagikan
pakaian luar, tetapi tidak memberikan sesuatu pun kepada Makhramah. Lalu
Makhramah berkata kepadaku (Miswar): Wahai anakku, marilah berangkat bersamaku
menemui Rasulullah saw. Aku berangkat bersamanya. Ia berkata: Masuklah dan
panggilkan beliau untukku. Aku memanggilkannya, lalu beliau keluar dengan
membawa selembar pakaian luar dan bersabda: Aku menyimpan ini untukmu. Aku
memandang beliau, lalu beliau bersabda: Mudah-mudahan Makhramah senang. (Shahih
Muslim No.1750)
39. Memberi
orang yang baru memeluk Islam dan menyabarkan orang yang kuat imannya
- Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa pada waktu perang Hunain,
ketika Allah menganugerahkan fa'i jarahan kepada Rasulullah saw., berupa
harta-harta kabilah Hawazin, ketika Rasulullah saw. mulai membagikan para
pemuka Quraisy seratus ekor unta, orang-orang Ansar berkata: Semoga Allah
mengampuni Rasulullah saw., beliau memberikan para pemuka Quraisy dan
meninggalkan kami (tidak memberi kami), sedangkan pedang-pedang kami masih
meneteskan darah mereka. Anas bin Malik berkata: Rasulullah saw. diceritakan
tentang ucapan mereka. Lalu beliau memanggil orang-orang Ansar. Beliau
mengumpulkan mereka dalam sebuah kemah dari kulit yang disamak. Setelah semua
berkumpul, Rasulullah saw. datang dan bertanya: Pembicaraan apa yang sampai
kepadaku dari kalian? Orang Ansar yang paham menjawab: Orang-orang yang paham
di antara kami wahai Rasulullah, tidak mengatakan apa-apa. Sedangkan
orang-orang yang masih muda di antara kami mengatakan: Semoga Allah mengampuni
Rasul-Nya, beliau memberi orang Quraisy dan meninggalkan kami, sedangkan
pedang-pedang kami masih meneteskan darah mereka. Rasulullah saw. bersabda:
Sungguh, aku memberikan (harta rampasan) kepada orang-orang yang baru saja
meninggalkan kekafiran adalah untuk mengokohkan hati mereka. Tidakkah kalian
rela jika mereka pergi mendapatkan harta, sedangkan kalian kembali ke rumah
kalian bersama Rasul (utusan Allah)? Demi Allah, apa yang kalian bawa pulang
itu lebih baik dari apa yang mereka bawa. Mereka berkata: Ya, wahai Rasulullah,
kami rela. Beliau bersabda: Sungguh, kalian akan mendapati pilihan berat, maka
bersabarlah kalian hingga kalian bertemu Allah dan Rasul-Nya (sampai mati) dan
berada di telaga. Mereka berkata: Kami akan bersabar (tetap bersama baginda).
(Shahih Muslim No.1753)
- Hadis riwayat Abdullah bin Zaid
ra.:
Bahwa Rasulullah saw. membagi-bagikan
harta rampasan perang ketika memenangkan perang Hunain. Beliau memberi
orang-orang yang hendak dibujuk hatinya (orang yang baru masuk Islam). Lalu
sampai berita kepadanya bahwa orang-orang Ansar ingin mendapatkan seperti apa
yang diperoleh oleh mereka. Maka Rasulullah saw. berdiri menyampaikan pidato
kepada mereka. Setelah memuji dan menyanjung Allah, beliau bersabda: Hai
orang-orang Ansar, bukankah aku temukan kalian dalam keadaan sesat, lalu Allah
menunjuki kalian dengan sebab kau? Bukankah aku temukan kalian dalam keadaan
miskin, lalu Allah membuat kalian kaya dengan sebab aku? Bukankah aku temukan
kalian dalam keadaan terpecah-belah, lalu Allah mempersatukan kalian dengan
sebab aku? orang-orang Ansar menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih berhak mengungkit-ungkit.
Kemudian beliau bersabda: Mengapa kalian tidak menjawabku? Mereka berkata:
Allah dan Rasul-Nya lebih berhak mengungkit-ungkit. Beliau bersabda: Kalian
boleh saja berkata begini dan begini pada masalah begini dan begini. (Beliau
menyebutkan beberapa hal. Amru, perawi hadis mengira ia tidak dapat
menghafalnya). Selanjutnya beliau bersabda: Tidakkah kalian rela jika orang
lain pergi dengan membawa kambing-kambing dan unta dan kalian pergi bersama
Rasulullah ke tempat kalian? Orang-orang Ansar itu bagaikan pakaian dalam dan
orang lain seperti pakaian luar (maksudnya orang Ansarlah yang paling dekat di
hati Nabi saw.) Seandainya tidak ada hijrah, tentu aku adalah salah seorang di
antara golongan Ansar. Seandainya orang-orang melalui lembah dan lereng, tentu
aku melalui lembah dan celah orang-orang Ansar. Kalian pasti akan menemukan
keadaan yang tidak disukai sepeninggalku. Karena itu, bersabarlah kalian hingga
kalian bertemu denganku di atas telaga (pada hari kiamat). (Shahih Muslim
No.1758)
- Hadis riwayat Abdullah bin
Masud ra., ia berkata:
Ketika hari perang Hunain,
Rasulullah saw. mengutamakan beberapa orang dalam pembagian. Beliau memberi
Aqra` bin Habis seratus ekor unta, memberikan kepada Uyainah dan beberapa para
memuka Arab. Ketika itu beliau saw. mengutamakan mereka dalam pembagian. Lalu
seseorang berkata: Demi Allah, sungguh ini adalah pembagian yang sama sekali
tidak adil dan tidak dikehendaki Allah. Aku (Abdullah) berkata: Demi Allah, aku
pasti akan menyampaikannya kepada Rasulullah saw. Aku datang kepada Rasulullah
saw. dan memberitahu beliau tentang ucapan orang tersebut. Mendengar itu, wajah
beliau berubah kemerah-merahan, kemudian bersabda: Siapa lagi yang dapat
berbuat adil, jika Allah dan Rasul-Nya tidak berbuat adil? Kemudian beliau
melanjutkan: Semoga Allah memberikan rahmat kepada Nabi Musa. Dia telah
disakiti hatinya (oleh kaumnya) lebih banyak dari ini, tetapi ia tetap sabar.
Aku berkata: Sesudah ini aku tidak melaporkan pembicaraan apapun kepada beliau.
(Shahih Muslim No.1759)
40.
Menyebutkan golongan Khawarij dan sifat mereka
- Hadis riwayat Jabir bin
Abdullah ra., ia berkata:
Seseorang datang kepada Rasulullah
saw. di Ji`ranah sepulang dari perang Hunain. Pada pakaian Bilal terdapat
perak. Dan Rasulullah saw. mengambilnya untuk diberikan kepada manusia. Orang
yang datang itu berkata: Hai Muhammad, berlaku adillah! Beliau bersabda: Celaka
engkau! Siapa lagi yang bertindak adil, bila aku tidak adil? Engkau pasti akan
rugi, jika aku tidak adil. Umar bin Khathab ra. berkata: Biarkan aku membunuh
orang munafik ini, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Aku berlindung kepada
Allah dari pembicaraan orang bahwa aku membunuh sahabatku sendiri. Sesungguhnya
orang ini dan teman-temannya memang membaca Alquran, tetapi tidak melampaui
tenggorokan mereka. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari
busurnya. (Shahih Muslim No.1761)
- Hadis riwayat Abu Said
Al-Khudri ra., ia berkata:
Ali ra. yang sedang berada di Yaman,
mengirimkan emas yang masih dalam bijinya kepada Rasulullah saw., kemudian
Rasulullah saw. membagikannya kepada beberapa orang, Aqra` bin Habis
Al-Hanzhali, Uyainah bin Badr Al-Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al-Amiri, seorang
dari Bani Kilab, Zaidul Khair At-Thaiy, seorang dari Bani Nabhan. Orang-orang
Quraisy marah dan berkata: Apakah baginda memberi para pemimpin Najed, dan
tidak memberikan kepada kami? Rasulullah saw. bersabda: Aku melakukan itu
adalah untuk mengikat hati mereka. Kemudian datang seorang lelaki yang
berjenggot lebat, kedua tulang pipinya menonjol, kedua matanya cekung, jidatnya
jenong dan kepalanya botak. Ia berkata: Takutlah kepada Allah, ya Muhammad!
Rasulullah saw. bersabda: Siapa lagi yang taat kepada Allah jika aku
mendurhakai-Nya? Apakah Dia mempercayai aku atas penduduk bumi, sedangkan kamu
tidak mempercayai aku? Lalu laki-laki itu pergi. Seseorang di antara para
sahabat minta izin untuk membunuh laki-laki itu (diriwayatkan bahwa orang yang
ingin membunuh itu adalah Khalid bin Walid), tetapi Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya diantara bangsaku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak
melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan
penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari
busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka
seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)
41. Anjuran
untuk membunuh orang-orang Khawarij
- Hadis riwayat Ali ra., ia
berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka
berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang
terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka.
Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila
kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka
berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)
42. Golongan
Khawarij adalah seburuk-buruk manusia
- Hadis riwayat Sahal bin Hunaif
ra.:
Dari Yusair bin Amru, ia berkata:
Saya berkata kepada Sahal: Apakah engkau pernah mendengar Nabi saw.
menyebut-nyebut Khawarij? Sahal menjawab: Aku mendengarnya, ia menunjuk dengan
tangannya ke arah Timur, mereka adalah kaum yang membaca Alquran dengan lisan
mereka, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama
secepat anak panah melesat dari busurnya. (Shahih Muslim No.1776)
43. Larangan
berzakat kepada Rasulullah saw., keluarganya, Bani Hasyim dan Bani Muthalib
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.,
ia berkata:
Suatu ketika Hasan bin Ali mengambil
sebuah kurma dari kurma sedekah (zakat) dan hendak memasukkannya ke dalam
mulutnya, kemudian Rasulullah saw. bersabda: Hai, hai, buang itu! Tidakkah
engkau tahu bahwa kita tidak boleh makan sedekah (zakat)?. (Shahih Muslim
No.1778)
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. bahwa beliau
bersabda: Aku kembali kepada keluargaku, lalu aku menemukan sebuah kurma yang
jatuh di atas pembaringanku. Kemudian aku mengambilnya untuk aku makan, tetapi
aku khawatir kurma itu kurma sedekah, maka aku membuangnya. (Shahih Muslim
No.1779)
- Hadis riwayat Anas bin Malik
ra.:
Bahwa Nabi saw. menemukan sebuah
kurma, lalu beliau bersabda: Seandainya kurma itu bukan kurma sedekah, maka aku
akan memakannya. (Shahih Muslim No.1781)
44. Nabi
saw., Bani Hasyim dan Bani Muthalib diperbolehkan menerima hadiah, meskipun
pemberi hadiah mendapatkannya dari sedekah serta menerangkan bahwa apabila
sedekah telah diterima oleh orang yang diberi sedekah, maka hilanglah sifat
sedekah dan menjadi halal bagi setiap orang yang semula haram menerimanya
- Hadis riwayat Anas ra., ia
berkata:
Barirah menghadiahkan daging kepada
Nabi saw. Daging tersebut adalah sedekah untuknya (Barirah). Rasulullah saw.
bersabda: Daging itu baginya adalah sedekah, sedangkan bagi kami adalah hadiah.
(Shahih Muslim No.1786)
- Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Nabi saw. diberi daging sapi
dan dikatakan: Ini adalah daging yang disedekahkan kepada Barirah. Beliau
bersabda: Baginya adalah sedekah dan bagi kami adalah hadiah. (Shahih Muslim
No.1787)
- Hadis riwayat Ummu Athiyyah
ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mengirimkan kambing
sedekah (zakat). Lalu aku mengirimkan sebagiannya kepada Aisyah ra. Ketika
Rasulullah saw. datang kepada Aisyah ra. beliau bertanya: Apakah kalian
mempunyai sesuatu? Aisyah ra. menjawab: Tidak, kecuali bahwa Nusaibah (Ummu
Athiyyah) mengirimkan kepada kita sebagian kambing yang baginda kirimkan
kepadanya. Rasulullah saw. bersabda: Kambing itu telah mencapai kehalalannya
(hilang hukum sedekah sehingga menjadi halal bagi kita). (Shahih Muslim
No.1789)
45. Nabi
saw. menerima hadiah dan menolak sedekah (zakat)
- Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. biasanya bila
dibawakan makanan, beliau selalu menanyakannya terlebih dahulu. Jika dikatakan
bahwa makanan itu adalah hadiah, maka beliau memakannya. Dan kalau dikatakan
bahwa itu adalah sedekah, maka beliau tidak mau memakannya. (Shahih Muslim
No.1790)
46. Doa
untuk orang yang datang membawa sedekah
- Hadis riwayat Abdullah bin Abu
Aufa ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bila didatangi oleh orang-orang yang membawa sedekah
mereka, beliau berdoa: "Ya Allah, rahmatilah mereka". Ketika
ayahku, Abu Aufa datang membawa sedekahnya, beliau berdoa: Ya Allah,
rahmatilah keluarga Abu Aufa. (Shahih Muslim No.1791)